Hujanku Rindumu

Senin, 07 Desember 2009
Pagi itu hujan masih menampakkan gerimis yang tak berkesudahan,,dengan sinar lembut mentari yang tertutup awan hitam pagi itu menjadi lebih kelabu. yah..pagi yang kelabu...gerimis bercampur air mata yang menetes tak tertahan. Aku menagis ketika kulihat Tyo masih terbaring lemah di pembaringan, wajah polosnya terlihat menyimpan sejuta luka dihatinya, dan luka itu aku yang telah menggoreskannya. Sudah tiga hari ini ia tidak masuk kerja, katanya ia sedang tidak bersemangat, dan aku yang telah menghilangkan semangat itu. oh sayang mengapa kamu selemah ini ketika kamu harus menghadapi cinta yang telah hilang. Pagi ini pasti kamu juga malas bangun, karena kutahu semalam pasti kamu sudah bergadang sambil duduk menatap gerimis malam, terkadang kamu asyik bermain-main dibawah naungan hujan sambil membentangkan tangan. Tak peduli dengan keadaan badanmu yang sedang sakit, tak peduli dengan rasa dingin yang menyelimuti tubuhmu. tak peduli dengan pakaianmu yang mulai basah kuyup. Kamu begitu menikmati hujan itu.. dan kutahu itu darimu..karena disaat seperti itu kamu sering mengirimkan sederet bait kalimat yang kau ungkapkan pada handphoneku." sayang gerimis malam ini begitu indah,, meskipun hatimu tak lagi tertuju padaku, tapi sungguh aku dapat melihat senyuman manis terindahmu diantara rintik-rintik hujan itu,, dan disaat seperti inilah aku merasa cintamu masih tertuju padaku, sayang,,,kembalilah padaku, karena aku masih menunggu rasamu padaku,.ingatlah kesederhanaan cinta kita, sayang..aku rindu kamu....biarlah malam ini hujan dan dingin yang temani hatiku yang sedang dalam kangen" Bila mengingat itu aku pasti menangis, dan aku tak tahu menangis karena ketulusan Tyo mencintaiku atau karena hatiku yang mulai hilang padanya dan menyimpan hati pada laki-laki lain. mmm...segera kuseka air mataku sebelum tyo terbangun, karena ku tahu Tyo pasti akan cemas bila melihat ku meneteskan air mata.
"Tyo, bangun sayang" Bisikku lembut.
Dengan sedikit terkejut Tyo membukakan matanya, dan begitu ia melihatku,senyumnya langsung terkulum indah. "Nia, kamu masih mau menemuiku? " Tanyanya.
Aku mengangguk pelan," kamu ini ngomong apa sih Tyo, jelaslah aku masih ingin menemuimu..o, ya cepat cuci muka sana, katanya ada yang ingin kamu bicarakan padaku"
Bergegas Tyo beranjak bangun dan dengan segera ia melangkah ke kamar mandi. Tak selang beberapa menit Tyo datang menghampiriku yang sedang duduk diteras depan rumahnya.
"Maaf ya Nia,, semua ni harus ku katakan padamu.. Nia sungguh aku sangat sayang kamu, tapi aku juga tak bisa memaksakan perasaan mu padaku, jika memang kamu mencintai dia,,kejarlah mimpimu itu, aku hanya mendoakan semoga kamu bahagia, dan kembalilah padaku jika kamu mau...aku masih menunggumu disini" Ucapnya lirih..
Tak banyak yang bisa kukatakan aku hanya menunduk diam membisu. Tangisku tertahan didada..."sayang kulakukan ini demi kebahagianmu" Ucapnya lagi...
Akhirnya tangisku sudah tak bisa kutahan lagi, dengan sendirinya tangisku pecah pagi itu, tak bisa kuberlama-lama menagis disampingnya, aku langsung beranjak dari dudukku lari pergi meninggalkan tyo yang menatapku pilu. Sungguh aku tak tahu menagis karena apa, haruskah aku bahagia karena akhirnya Tyo melepasku, atau sebenarnya aku masih menyayanginya?
Aku masih berlari dengan air mata yang bercampur gerimis, tak peduli semua orang memperhatikanku yang kurasakan saat itu hanya ingin menangis, menangis dan menangis. Tyo berusaha mengejarku, tapi langkahnya terhenti saat ia dapatkan aku sudah menaiki mobil. Dan dari balik jendela mobil bisa kulihat badannya yang terguyur hujan..

Aku duduk diam menatap hujan yang belum juga reda, Kejadian tadi pagi cukup membuatku hari ini diam membisu. Hufffft...setelah harga diriku jatuh bececeran karena sempatku buat pernyataan melalui tulisanku pada Andre orang yang belakangan ini kukagumi,,tapi kupikir itu bukan sebuah ungkapan, itu hanya sebuah tulisan dan mengapa aku begitu gelisah dan resah. Apa jadinya aku dimatanya? Dan sekarang hatiku hancur ketika Tyo ucapkan perpisahan padaku,,Aku bingung tak tahu apa yang harus kulakukan, yang pasti aku telah melakukan hal diluar kesadaranku. Aku telah menyia-nyiakan orang yang selama ini selalau tulus mencintaiku, dan aku tak tahu apakah aku bisa mendapatkan lagi cinta seperti dirinya.
Tiba-tiba sederet pesan singkat masuk ke handphoneku, dari Tyo.
"sayang..maafkan aku telah membuatmu meneteskan air mata, sungguh aku tak ingin jauh dari dirimu, aku tak bisa bayangkan hari-hariku tanpamu, mungkin bagaikan tunggu kehilangan apinya"
O..Tyo begitu besarkah cintamu padaku, apakah kan kudapatkan dirimu di dirinya?, ohhh..sadarkan aku dari mimpi semu ini, kembalikan aku padanya.
Dan kini hujan masih turun deras, kutatap rintik-rintiknya senyummu dan senyumnya terbias disana. Biarlah kuikuti alur cerita kisahku ini dengan senyuman, karena ku tak ingin memiliki Andre kuhanya ingin mengaguminya,,dan aku tak ingin jauh dari kekasihku karena aku tak bisa jika harus kehilangan kekasihku. meskipun sekarang status sudah tak nampak, tapi aku yakin ketulusan cintamu selalu warnai hari-hariku.

Sumber : http://cerpen.net/cerpen-cinta/hujanku-rindumu.html

0 komentar:

Posting Komentar